Jangan biarkan Firman-Nya terlupakan

Bacaan Ulangan 6:1-9
Kasih kepada Allah adalah perintah yang utama

6:1 "Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya,
6:2 supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu.
6:3 Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
6:8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
6:9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

                        ~~~~~●~~~~~

Pembukaan.

Ulangan pasal 6 menyajikan perintah yang terutama. Apa hakikat pengabdian kepada Allah? Teks penting ini menyajikan Shema, mendesak kesetiaan total kepada Allah, dan menginstruksikan tentang pewarisan iman kepada anak-anak. Teks ini menekankan kasih kepada Allah, pentingnya Firman-Nya dalam kehidupan sehari-hari, dan bahaya kemakmuran tanpa rasa syukur. Ulangan 6 mendefinisikan inti spiritualitas Israel. 

Pendalaman Ulangan 6:1-9.

Pembaca terkasih, Ulangan pasal 6 terdiri dari 25 ayat yang secara struktur dibagi dalam dua tema: pertama, "Kasih kepada Allah adalah perintah yang utama (Ulangan 6:1-9) dan kedua, "Peringatan terhadap ketidakpatuhan" (Ulangan 6:10-25). Bagian kedua akan kita baca dan pelajari pada kesempatan berikutnya. Mari kita masuki lebih dalam bacaan Alkitab kita hari ini.

"Shema" adalah kata Ibrani yang paling dasar artinya "dengarkan" atau "dengarkanlah". Kata ini juga memiliki makna yang lebih mendalam, yaitu "menaati" atau "mematuhi". Doa Shema adalah deklarasi iman harian bagi umat Yahudi yang dimulai dengan frasa "Dengarlah, hai Israel, Tuhan adalah Allah kita; Tuhan itu Esa" (Shema Yisrael, Adonai Eloheinu, Adonai Echad). 

Shema, deklarasi iman inti Israel, meneguhkan kesatuan Allah dan perlunya mengasihi-Nya dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan Ulangan 6:4-5 - Perintah ini merangkum esensi hubungan dengan Allah (lihat juga Markus 12:29-30 dan Matius 22:37-38). 

Perintah untuk mengajarkan perintah-perintah ini kepada anak-anak menunjukkan pentingnya mewariskan iman dari generasi ke generasi 
(Ulangan 6:6-7). Pendidikan agama sangat penting untuk memelihara perjanjian (lihat juga Amsal 22:6 dan Efesus 6:4). 

Musa memulai dengan pernyataan yang jelas: perintah-perintah ini bukan sekadar saran, tetapi instruksi yang diberikan oleh Tuhan untuk ditaati. Kepatuhan bukan hanya tugas agama, tetapi jalan menuju kehidupan yang penuh di bawah berkat ilahi. Takut akan Tuhan bukanlah rasa takut yang melumpuhkan, tetapi rasa hormat yang aktif. Mengenali siapa Tuhan dan hidup dalam terang kebenaran itulah yang mengubah agama menjadi sebuah hubungan. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Ulangan 6:5). Inilah inti dari Shema: panggilan untuk mengasihi Tuhan sepenuhnya, total, dan tanpa syarat. 
Itu bukan sekadar emosi, tetapi sebuah keputusan untuk menyerahkan setiap bagian hidup Anda kepada-Nya. Firman Tuhan seharusnya tidak hanya di bibir atau di dalam pikiran, tetapi menembus hati. 
Di sanalah Firman Tuhan mengubah motivasi, keputusan, dan reaksi. Iman seharusnya bukan masalah pribadi. Tuhan memanggil kita untuk mengajarkan Firman-Nya secara alami dan konsisten, memanfaatkan setiap momen dalam sehari sebagai kesempatan untuk melatih generasi berikutnya. 

Refleksi.

Tuhan tidak memberikan instruksi untuk membatasi Anda, tetapi untuk melindungi dan memakmurkan Anda. Mematuhi perintah-perintah-Nya dalam keputusan sehari-hari seperti hubungan, pekerjaan, atau integritas keuangan mendatangkan kedamaian batin dan arahan yang jelas. Hidup dengan takut akan Tuhan membuat Anda berpikir sebelum berbicara, bertindak dengan jujur, dan menjaga pikiran serta perkataan Anda.  “Takut akan Tuhan adalah sumber kehidupan, menjauhkan orang dari jerat maut.” (Amsal 14:27). Itulah kompas yang membantu Anda hidup dengan hikmat, rasa hormat, dan tujuan. Apakah Anda mengasihi Tuhan dalam media sosial Anda, dalam percakapan Anda, dalam cara Anda bekerja? Kasih sejati tercermin dalam prioritas Anda, dalam cara Anda menggunakan waktu, uang, dan pengaruh Anda. “Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yohanes 14:23). Mengetahui ayat-ayat Alkitab saja tidak cukup; kita perlu merenungkannya, menerapkannya, dan membiarkannya membimbing reaksi kita terhadap stres, frustrasi, atau godaan. Anda tidak perlu menjadi pendeta atau teolog untuk mengajar anak-anak atau kaum muda di komunitas Anda. Bicarakan tentang Tuhan di meja makan, di mobil, di toko dan di banyak tempat. Hiduplah dengan cara yang membuat iman Anda menular. "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang darinya.” (Amsal 22:6).

Penutup.

Ulangan 6:1-9 adalah undangan untuk menjalani iman yang autentik, terlihat, dan dapat ditularkan. Ia memanggil kita untuk taat, takut akan Tuhan, mengasihi, menghayati, dan berbagi. Perintah-perintah ini bukanlah beban, melainkan jalan menuju hidup yang penuh berkat dan bermakna. Jika kita mempraktikkannya, kita akan melihat transformasi pribadi dan keluarga yang juga akan berdampak pada komunitas kita. Tuhan tidak meminta kesempurnaan, melainkan kerelaan. Dia ingin Anda mengasihi-Nya, menjalankan Firman-Nya, dan membagikannya dengan penuh semangat. Sekalipun Anda gagal, hari ini Anda dapat memulai kembali: Tuhan itu sabar, dan kasih karunia-Nya tersedia. Jangan remehkan dampak dari iman yang sederhana, hidup, dan terus-menerus. Hidup Anda dapat menjadi kesaksian terbesar bagi orang-orang di sekitar Anda! Hari ini, saya mendorong Anda untuk memperbarui komitmen Anda untuk mengasihi Tuhan dengan segenap keberadaan Anda. Jangan biarkan Firman-Nya terlupakan di rak atau hanya terbatas pada hari Minggu. Jadikanlah itu bagian dari kehidupan sehari-hari Anda, ajarkan kepada orang-orang terkasih Anda, dan biarkan itu mengubah setiap sudut hati dan rumah Anda. Mulailah dengan satu ayat setiap hari, doa bersama keluarga Anda, atau percakapan yang bermakna tentang Tuhan.
Selamat beraktifitas. Tuhan memberkati.

Senin pekan biasa ke 33
November 17'2025
Luisfunan đź’•


Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI