Kearifan Bersama
Bacaan Ulangan 17:8-13
Pengadilan tertinggi
17:8 "Apabila sesuatu perkara terlalu sukar bagimu untuk diputuskan, misalnya bunuh-membunuh, tuntut-menuntut, atau luka-melukai--perkara pendakwaan di dalam tempatmu--maka haruslah engkau pergi menghadap ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu;
17:9 haruslah engkau pergi kepada imam-imam orang Lewi dan kepada hakim yang ada pada waktu itu, dan meminta putusan. Mereka akan memberitahukan kepadamu keputusan hakim.
17:10 Dan engkau harus berbuat menurut keputusan yang diberitahukan mereka kepadamu dari tempat yang akan dipilih TUHAN; engkau harus melakukan dengan setia segala yang ditunjukkan mereka kepadamu.
17:11 Menurut petunjuk yang diberikan mereka kepadamu dan menurut keputusan yang dikatakan mereka kepadamu haruslah engkau berbuat; janganlah engkau menyimpang ke kanan atau ke kiri dari keputusan yang diberitahukan mereka kepadamu.
17:12 Orang yang berlaku terlalu berani dengan tidak mendengarkan perkataan imam yang berdiri di sana sebagai pelayan TUHAN, Allahmu, ataupun perkataan hakim, maka orang itu harus mati. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel.
17:13 Maka seluruh bangsa itu akan mendengar dan menjadi takut dan tidak lagi berlaku terlalu berani."
~~~~~□~~~~~
"Haruslah engkau pergi kepada imam-imam orang Lewi dan kepada hakim yang ada pada waktu itu, dan meminta putusan. Mereka akan memberitahukan kepadamu keputusan hakim" (Ulangan 17:9).
Pembukaan.
Ulangan pasal 17 menetapkan prinsip-prinsip kepemimpinan. Bagaimana seharusnya umat Allah diperintah? Teks penting ini melarang persembahan korban yang tidak sempurna, menetapkan prosedur peradilan, dan menetapkan hukum bagi raja-raja di masa depan. Pasal ini menekankan kekudusan dalam ibadah, pentingnya keadilan yang tidak memihak, dan batasan kekuasaan kerajaan. Ulangan 17 meletakkan dasar bagi teokrasi yang adil.
Pendalaman Ulangan 17:8-13.
Para imam Lewi, pada zaman Alkitab dianggap sebagai pemimpin rohani dalam masyarakat. Mereka adalah otoritas dalam hal-hal yang berkaitan dengan hukum dan pengajaran firman Tuhan. Ulangan 17:9, ayat yang menjadi perenungan kita hari ini menyoroti dan menunjukkan betapa
pentingnya dibimbing dan didukung oleh mereka yang menawarkan pengetahuan, pengalaman, dan kebijaksanaan mereka.
Matius 2:4-6 menunjukkan bagaimana para pemimpin agama, sebagaimana ditetapkan dalam Ulangan 17:8-13, diajak berkonsultasi mengenai hal-hal penting. "Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel" (Matius 2:4-6). Di dalam Kitab Amsal kita juga menemukan ayat terkait: "Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada" (Amsal 11:14). Ini menunjukkan kepada kita perlunya arahan yang bijaksana dan, yang lebih penting, nilai dari banyak penasihat.
Ulangan 17:9, dalam konteks dan penerapannya, menjadi instruksi yang kuat untuk mencari bimbingan ilahi melalui wakil-wakil Allah di bumi. Ini tidak hanya berlaku untuk kehidupan sehari-hari orang Ibrani, tetapi juga berfungsi sebagai prinsip universal tentang bagaimana orang percaya seharusnya menangani keputusan dan masalah dengan mempertimbangkan hikmat Allah dan nasihat orang lain. Saat ini, kita memiliki banyak sumber daya yang tersedia bagi kita, seperti buku, kursus, bimbingan, atau orang yang dapat kita andalkan untuk mendapatkan hikmat. Kita harus memiliki kerendahan hati untuk mengakui bahwa kita tidak tahu segalanya dan terkadang kita perlu dibimbing oleh mereka yang memiliki pengetahuan yang lebih besar.
Refleksi.
Pembaca terkasih, Konsultasi dan mencari hikmat dapat memberi kita manfaat besar dalam berbagai bidang kehidupan kita. Dengan kata lain, ini menunjukkan kepada kita pentingnya memiliki tujuan dan rencana hidup, sesuatu yang sering kali tampaknya luput dari kita. Tetapi ketika kita tidak memiliki arahan yang jelas, kita tersesat, dan tanpa bimbingan yang tepat, kita bisa jatuh. Hidup sudah cukup sulit, jadi sangat penting untuk memiliki arahan yang jelas untuk menghadapi tantangan yang mungkin muncul di sepanjang jalan. Sejak ayat Ulangan 17:9 ini ditulis hingga hari ini, nasihat dan bimbingan yang bijaksana telah menjadi dasar kesuksesan. Berikut adalah tiga cara kita dapat menerapkan ayat ini dalam kehidupan kita:
1. Carilah kebijaksanaan kolektif.
Ayat ini mendesak kita untuk mencari nasihat dari banyak pembimbing. Seringkali mudah untuk berpegang teguh pada kata-kata kita sendiri, tetapi ketika kita meluangkan waktu untuk mendengarkan orang lain, dapat mengejutkan apa yang dapat kita pelajari. Kita harus terbuka terhadap ide dan perspektif yang berbeda dari orang lain dan tidak membiarkan kesombongan menghalangi pembelajaran kita.
2. Carilah pembimbing yang bijaksana.
Seorang pembimbing adalah seseorang yang memiliki pengalaman di bidang tertentu dan dapat berbagi kebijaksanaan dan bimbingan. Mencari pembimbing sangat berharga karena orang ini dapat memberikan informasi dan saran bermanfaat yang dapat membantu kita dalam perjalanan kita. Lebih jauh lagi, seorang pembimbing dapat menjadi seseorang yang memotivasi kita dan menjaga kita di jalan yang benar.
3. Luangkan waktu untuk bercermin.
Pada akhirnya, penting juga untuk meluangkan waktu untuk merenungkan proses kita sendiri. Setelah mencari nasihat dari orang lain, kita perlu bermeditasi dan berkomitmen pada keputusan kita sendiri. Ini akan memungkinkan kita untuk menemukan arah yang lebih jelas dalam hidup kita dan membuat pilihan yang tepat yang memungkinkan kita untuk mencapai tujuan kita.
Penutup.
Dalam perjalanan hidup kita, kita sering menghadapi persimpangan jalan di mana hati dan pikiran kita bisa menjadi bingung. Nasihat dalam Ulangan 17:9 mengingatkan kita bahwa mencari hikmat dari mereka yang telah mendahului kita dapat menjadi mercusuar yang menerangi jalan kita. Kita tidak sendirian dalam mengambil keputusan; kerendahan hati untuk mendengarkan dan belajar dari orang lain memperkaya kita dan membimbing kita menuju masa depan yang lebih cerah dan lebih aman. Berbagi keraguan dan menerima bimbingan dari mereka yang telah mengarungi perairan yang sama adalah anugerah yang tidak boleh kita remehkan. Marilah kita dalam masa Adven ini, dengan rendah hati memohon bimbingan Roh Kudus agar senantiasa dianugerahi rahmat pertobatan sejati. Semoga masa penantian ini menjadikan kesempatan bagi kita semua untuk menyadari cinta Allah yang mengubah hidup kita.
Selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati.
Jumat pekan Adven pertama
Desember 05'2025
Luisfunanđź’•
Komentar
Posting Komentar